Dalam kedokteran, kanker adalah masalah utama kesehatan dunia. Menurut data epidemiologi (ilmu kesehatan dan penyakit serta faktor terkait dalam skala populasi) kurang lebih 40% dari populasi manusia di dunia dapat terjangkit penyakit kanker semasa hidupnya.
Tetapi yang menjadi kesulitan utama dalam penanganan kanker adalah sifatnya yang dapat tumbuh kembali dan menyerang jaringan tubuh lainnya (metastasis) bahkan pasca operasi. Menariknya beberapa percobaan yang sudah dilakukan menggunakan anestesi lokal dalam operasi kanker dapat memberikan manfaat lebih pada pasien.
peran anestesi untuk kanker
Manfaat pertama, asam amide pada anestesi lokal menurut beberapa penelitian dapat mengurangi resiko tumbuhnya kembali sel kanker.
Manfaat kedua, anestesi lokal dapat menggantikan penggunaan analgesik opioid pada anestesi umum yang diberikan untuk mengurangi rasa sakit atau stres pasca operasi. Menurut beberapa studi analgesik opioid mempunyai efek negatif mengganggu sel kekebalan tubuh.
Melalui percobaan pada tikus didapatkan temuan analgesik opioid menempel pada sel dan sistem kekebalan humoral, meningkatkan angiogenesis penyebab metastasis dan dapat pertumbuhan tumor payudara. Selain itu opioid juga mengganggu fungsi imunitas dengan cara menahan kerja sel NK (natural killer cell). Di sisi lain tidak diragukan opioid membantu mengurangi rasa sakit dan memiliki manfaat lainnya.
Meski belum ada hasil data yang menyatakan penggunaan anestesi lokal sebagai solusi terbaik kanker, uji klinis yang diperoleh dari pasien anestesi umum dan anestesi lokal / regional mendukung beberapa manfaat tersebut.
Dr. Jigeeshu V. Divatia dan Dr. Reshma Ambulkar dalam artikel untuk National Center for Biotechnology Information (NCBI) membagi hasil temuan yang disadur dari beberapa jurnal mengenai penggunaan dan efek anestesi pada pra-operasi, pasca-operasi sampai dengan perawatan kanker.
Kanker Payudara
Menurut studi retrospektif dari 129 pasien yang menjalani operasi kanker payudara, mereka yang tidak mendapat administrasi analgesik melalui injeksi intravena memiliki kelangsungan hidup bebas kambuhan (Recurrence Free-Survival) sebesar 4 kali lebih banyak.
Kanker Ovarium
Dua dari empat studi retrospektif mendukung manfaat lebih anestesi epidural yang diadministrasi saat operasi dan sesudah operasi jika dibandingkan dengan administrasi anestesi umum melalui intravena.
Kanker Prostat
Hasil dari penelitian di area ini juga menyebutkan angka yang cukup baik pada administrasi anestesi yang kemudian dikombinasikan dengan analgesik epidural dibandingkan dengan analgesik yang langsung diadministrasi melalui anestesi umum.
Dalam penghitungan angka kelangsungan hidup bebas kambuhan (Recurrence Free-Survival), ditemukan perbedaan sebesar 57% di antara keduanya. Bahkan setelah peninjauan ulang pada pasien-pasien yang sama 4,5 tahun pasca operasi, hasil ini tidak berubah.
Melanoma Maligna (Kanker Kulit)
Studi lainnya membandingkan 4329 pasien yang menerima kombinasi anestesi umum dan anestesi tulang belakang dengan pasien yang hanya menerima anestesi umum saat menjalani operasi pengangkatan melanoma.
Hasil yang signifikan menunjukkan perbandingan angka kelangsungan hidup 85% vs 78%. Riset Chen W.K. dan Miao C.H. menyimpulkan bahwa anestesi epidural dengan/atau penggunaan anelgesik epidural dapat meningkatkan kelangsungan hidup bebas kambuhan (Recurrence Free-Survival) pasien kanker setelah operasi.
Meskipun data yang ada sekarang belum dapat menjadi pegangan dalam praktek medis untuk beralih ke anestesi lokal atau regional dalam operasi kanker, namun setidaknya beberapa studi bisa mendukung angka kelangsungan hidup yang lebih tinggi dengan pemakaian anestesi lokal dan regional.
Dengan perkembangan medis yang ada sekarang siapa tahu di masa depan kanker bukan lagi ancaman yang berarti dalam kesehatan.