Apa yang sebenarnya terjadi saat Anda “tertidur” di bawah pengaruh anestesi

Dalam praktek anestesiologi, pemberian anestesi umum atau yang awam dikenal sebagai bius total sering dilakukan di ruang bedah atau ruang anestesi yang bersebelahan dengan ruang bedah, tetapi tidak jarang juga dilakukan pada saat endoskopi, radiologi, di ruangan ICU, di dalam mobil ambulans ataupun lokasi-lokasi bencana dimana pemindahan pasien tidak memungkinkan.

Pengadministrasian anestesi umum mempengaruhi seluruh aktivitas tubuh penerima, menghilangkan kesadaran dan semua aktivitas motorik sampai efek agen atau obat anestesi berhenti bekerja dan penerima sadar pulih kembali.

yang terjadi saat anda dibius

Lalu bagaimana dengan kerja otak Anda? Sebelum anestesi umum ditemukan pasien dihadapkan pada pilihan pengalihan rasa sakit pembedahan dengan rasa sakit yang lebih kuat, pemakaian solusi herbal atau penggunaan marijuana untuk mengurangi rasa sakit.

Walaupun peran anestesi begitu terasa dalam tindakan operasi-operasi besar, tidak sedikit yang mempertanyakan efek sampingnya atau apa yang sebenarnya terjadi pada otak saat tertidur karena anestesi.
Tertidur

Menurut Dokter Jennifer Kollman, Md, agen hipnosis dalam obat anestesi menghentikan kerja bagian otak yang bertugas untuk berpikir, korteks serebral dan area otak yang berhubungan dengan kesadaran.

Setelah itu diafragma akan bergerak lebih lambat dan tubuh akan lebih rileks. Jadi kesadaran tidak hilang begitu saja, tetapi menghilang secara perlahan.

Banyak pasien yang setelah pulih dari efek anestesi umum berkata bahwa mereka bermimpi saat otak mereka di shut down oleh efek hipnosis obat anestesi.
Sadar di Tengah Operasi

Dalam beberapa kasus, sekitar satu atau dua dari 10.000 orang yang menjalani prosedur anestesi umum mengaku bahwa mereka tidak sepenuhnya tertidur, dan bahkan sadar saat operasi berlangsung.

Meskipun saraf motorik tidak bekerja dan penghubung ke bagian sakit sudah diblokir, bagian otak yang menghubungkan dengan kesadaran membuat mereka dapat mendengar dan merasakan pembedahan sedang berjalan.

Beberapa penyebabnya adalah penggunaan obat anestesi di bawah dosis diakibatkan oleh kedaruratan jenis operasi ataupun kondisi pasien yang sedang tidak maksimal pra-operasi.

Dalam skala yang lebih besar, situasi ini mampu berujung pada kejadian beresiko seperti trauma, masalah jantung, ataupun kontraksi mendadak pada perempuan yang sedang hamil.

Dosis obat anestesi umum yang direkomendasikan untuk sebuah operasi adalah 1 konsentrat alveolar (MAC) yang merupakan satuan ukuran penggunaan konsentrat anestesi tipe gas atau uap.

50 persen orang yang menghirup 1 MAC tidak merespon terhadap rangsangan yang menimbulkan rasa sakit.

Akan tetapi beberapa penelitian menyebutkan bahwa dibutuhkan dosis yang lebih sedikit untuk membuat seseeorang tidak sadar daripada menghilangkan rasa sakit di meja operasi.

Selain itu tergantung dari obat anestesinya, reaksi otak terhadap anestesi berbeda-beda tergantung dari agen pada obat anestesi itu sendiri.
Reaksi otak terhadap Sevoflurane

Sevoflurane biasanya digunakan untuk menginduksi atau mempertahankan kondisi reversibel atau tidak sadar pada pasien saat operasi berlangsung.

Menurut penelitian dosis 0,5 MAC Sevoflurane cukup untuk mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan ingatan, termasuk korteks visual primer dan korteks-korteks yang terhubung dengannya.

Hal ini disebabkan oleh kerja otak yang melambat karena adanya peningkatan pada aliran aliran darah yang mempengaruhi cara kerja otak dalam bertahan dan juga bekerja secara keseluruhan.

Jadi kalau Anda mengalami sedikit kehilangan ingatan pasca operasi bisa jadi disebabkan oleh agen Sevoflurane.
Reaksi Otak Terhadap Propofol dan Ketamine

Propofol adalah agen hipnosis yang dapat menghilangkan kesadaran sekaligus penyebab amnesia.

Penggunaannya banyak dilakukan dalam penenangan pasien dan juga pada pasien yang sedang sakit dan membutuhkan tube pernafasan yang terhubung dengan ventilator. Sedangkan Ketamine sering digunakan bersamaan dengan Propofol untuk menghilangkan rasa sakit.

Propofol bekerja dengan cara mengikat diri pada saraf penerima otak. Menyebar mulai dari area tengah otak sampai ke area luar.

Ketamine dapat menghalangi indra perasa, kemampuan berpikir dan berkoordinasi sampai dengan 24 jam.

Pada dasarnya semua obat anestesi bekerja mempengaruhi otak dan dosis yang berlebih dapat menimbulkan efek samping seperti regurgitasi, muntah, mual, batuk, pusing, menggigil.

Tetapi tidak dapat dipungkiri juga bahwa peran anestesi pada operasi tidak dapat digantikan saat ini, terutama pada pembedahan-pembedahan besar seperti bedah jantung, saraf, otak dan toraks.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *